Nama: Rifqa Sakhia
NIM: 2210951018
Kelas: Etika
Profesi B
Digital Etik atau
Etika Digital
Apa itu digital etik dan mengapa kita harus beretika di ruang Maya?
Etika ada yang menyebut sebagai ilmu
tentang baik dan buruk. Etika adalah nilai moral yang mengatur perilaku manusia, ketika dia berhubungan dengan manusia lainnya
atau perilaku kelompok (prinsip moral). Moralitas adalah pedoman perilaku tentang mana yang boleh mana yang tidak.
Jadi, etika menjadi sebuah sistem nilai termasuk norma moral yang menjadi pegangan individu atau kelompok
ketika bersosialisasi, ketika berhubungan dengan manusia lainnya. Etika atau sistem nilai yang berlaku di sebuah komunitas bisa jadi akan berbeda dengan dengan komunitas atau bisa juga komunitas yang sama, tapi
dalam kurun waktu yang berjauhan/berbeda juga akan berbeda etika. Ini yang kemudian menjadi pegangan bagaimana kita berkomunikasi bersosialisasi di ruang
Maya atau di jagat digital jaga digital yang juga sesuatu yang
baru bagi-bagi umat manusia. Kita dihadapkan pada situasi di mana kita harus menerima kenyataan bahwa ada Transformasi, dari sesuatu yang yang real kemudian menjadi
sesuatu yang maya, Dimana
disini setiap orang bisa mengubah personal personifikasinya melalui apa
penggunaan nama penggunaan Avatar foto. Nah inilah yang kemudian bisa menimbulkan problem ketika berkomunikasi dengan orang
lain atau pihak lain.
Etika digital
sangat penting dalam era modern ini karena mencakup berbagai aspek yang relevan
dengan penggunaan teknologi digital yang semakin merata di masyarakat.
Mengapa Etika Digital Diperlukan?
- Kemajemukan Pengguna: Media
digital menampung pengguna dari berbagai latar belakang budaya, adat, dan
bangsa. Hal ini meningkatkan potensi misinterpretasi dan konflik akibat
perbedaan penafsiran dan budaya.
- Cepat dan Luas:
Penyebaran informasi di media digital terjadi secara instan dan global.
Hal ini dapat berakibat pada pelanggaran hak asasi manusia dan keresahan
sosial, terutama jika informasi yang disebarkan tidak akurat atau
menyinggung.
- Kesetaraan Hak dan Kewajiban:
Setiap pengguna media digital memiliki hak dan kewajiban yang sama. Etika
digital diperlukan untuk mencegah dominasi dan pelanggaran hak oleh
individu atau kelompok tertentu.
- Keamanan Data:
Kebocoran data dan kejahatan digital seperti hacking, phishing, dan
penipuan online semakin marak. Etika digital menjadi penting untuk
melindungi privasi dan keamanan pengguna.
- Kesenjangan Akses Internet:
Ketimpangan akses internet (digital divide) di berbagai daerah memicu
kesenjangan informasi dan peluang ekonomi. Etika digital harus mendorong
pemerataan akses dan kesempatan di dunia digital.
Pertama-tama,
pengguna media cyber memiliki karakteristik yang sangat beragam. Semakin
majunya teknologi, semakin kompleks pula permasalahannya. Di dunia nyata, kita
sudah terbiasa menghadapi kompleksitas dalam berinteraksi dengan orang lain
yang memiliki latar belakang budaya dan kebangsaan yang berbeda. Hal ini juga
berlaku dalam dunia digital, di mana kita menggunakan berbagai bentuk
komunikasi seperti teks, ikon, dan simbol. Namun, penggunaan ini rentan
terhadap perbedaan penafsiran atau kesalahan penafsiran yang bisa menyebabkan
friksi atau konflik.
Perbedaan dalam
penafsiran teks merupakan contoh konkret dari mengapa etika digital diperlukan.
Apa yang seseorang posting atau ungkapkan di media sosial bisa diakses secara
global dalam waktu nyaris real-time. Berbeda dengan media konvensional seperti
cetak atau televisi yang mungkin memiliki jeda waktu dalam distribusi
informasi, media digital dapat menyebarkan informasi dengan cepat dan luas. Hal
ini memperkuat urgensi untuk memiliki tata krama dan aturan etis yang
disepakati bersama.
Di Indonesia,
seperti di banyak negara lain, konsep netizen atau warga negara virtual menjadi
semakin relevan. Setiap pengguna internet memiliki hak dan kewajiban yang sama,
meskipun dari berbagai latar belakang. Ini menciptakan kebutuhan untuk
menerapkan etika digital dalam ruang cyber atau Maya. Netiket, atau tata krama
digital, menjadi kunci dalam memastikan bahwa individu-individu dapat menyadari
dan menghormati hak orang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara
online.
Dalam kehidupan
sehari-hari, karena kita menghabiskan banyak waktu terkoneksi dengan internet,
kita butuh etika digital. Kunci dari etika digital adalah kemampuan individu
untuk menyadari hak orang lain yang harus dihormati dan dipertimbangkan saat
membuat teks atau unggahan..
Memahami Etika Digital
Etika digital adalah kemampuan individu untuk menyadari, mencontohkan,
dan mengembangkan tata kelola etika dalam dunia digital. Empat pilar
digital yang penting dalam literasi digital:
- Digital Etik:
Meliputi tata krama dan norma yang mengatur perilaku di ruang digital,
seperti menghormati privasi, menghindari cyberbullying, dan menggunakan
bahasa yang sopan.
- Digital Safety:
Berfokus pada keamanan pengguna di ruang digital, seperti menjaga
kerahasiaan data pribadi, menggunakan password yang kuat, dan menghindari
penipuan online.
- Digital Skill: Meliputi
kemampuan individu dalam mengelola aktivitas digital, seperti mencari
informasi yang kredibel, menggunakan teknologi dengan bijak, dan memahami
hak cipta.
- Digital Culture:
Merujuk pada budaya digital yang positif dan bertanggung jawab, seperti
menghargai karya orang lain, berpartisipasi aktif dalam komunitas online,
dan mempromosikan penggunaan teknologi yang bermanfaat.
Kejahatan digital
mencakup akses ilegal, konten ilegal, kebocoran data, sabotase siber, dan
pelanggaran hak cipta. Misalnya, ada akun media sosial yang diretas, konten
yang diambil tanpa izin, dan data pribadi yang digunakan untuk kepentingan
tertentu. Isu hak cipta sangat penting di era digital, karena banyak konten di
internet yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ada konten yang bebas digunakan,
namun ada juga yang memerlukan izin dari pemiliknya.
Creative Commons
adalah salah satu cara untuk memahami hak cipta. Ada berbagai lisensi yang
menentukan bagaimana konten bisa digunakan, seperti attribution (harus
mencantumkan kredit pemilik), no derivative works (hanya bisa didistribusikan
tanpa diubah), share alike (bisa didistribusikan dengan syarat lisensi yang
sama), dan non-commercial (hanya bisa digunakan untuk keperluan non-komersial).
Selain itu, isu
kesenjangan digital atau digital divide juga krusial. Kesenjangan akses
internet di berbagai daerah bisa menimbulkan ketimpangan dalam produksi dan
pengumpulan data digital. Data adalah sumber ekonomi baru yang sangat berharga.
Oleh karena itu, pemerataan akses internet sangat penting untuk mengatasi
kesenjangan digital dan memungkinkan semua daerah untuk menghasilkan nilai
ekonomi dari data digital.
Presiden Jokowi
menginisiasi program Palapa Ring untuk mengatasi kesenjangan akses internet di
Indonesia. Ini penting karena daerah dengan akses internet yang baik memiliki
kesempatan lebih besar dalam bidang digital dan ekonomi. Kesenjangan digital
ini mencakup akses, penggunaan, dan kualitas internet, yang semuanya berdampak
pada produksi dan pengumpulan data digital.
Dengan memahami
pentingnya etika digital dan menghadapi tantangan kesenjangan digital, kita
bisa menciptakan lingkungan digital yang lebih adil, aman, dan produktif.
Digitalisasi membuka peluang besar, namun juga menuntut tanggung jawab besar
dari setiap penggunanya.
Etika digital
menjadi landasan penting dalam berinteraksi di era digital. Penguatan etika
digital membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah,
edukator, komunitas, dan individu. Dengan menerapkan etika digital, kita dapat
menciptakan ruang digital yang aman, positif, dan bermanfaat bagi semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar